KEMBALI MENJADI GURU


 

Inti tentang kisah yang aku alami sendiri. Dimana aku sempat apatis akan pendidikan yang terutama formal. Karena kenyataanya dilapangan idelaisme saya berbenturan dengan kedaan sebenarnya. Konsep-konsep pendidikan yang ada haya tersimpan di rak-rak perpustakaan. Implementasinya sangat jauh berbeda.

Setalah saya amati dan melakukan penetian secara seksama. Bahwa pendidikan diindonesia tidak akan pernah sampai pada tujuan pendidikan itu sendiri. Karena tidak ada yang punya wewenang untuk mengawal visi pendidikan sesungguhnya. Contohnya arah pendidikan di sebiuah lembaga pendidiakan akan selalu setatis karena diatas lembaga pendidikan itu masih banyak lembaga yang bekepentingan. Dan jabatan yang diempan oleh pemanggku kebijakan itupun tidak sejalan dengan kewenagannya. Karena jabatan yang diemban itu hanya berdasarkan tugas bukan karena visi pendidikan yang sesungguhnya yatu terciptanya genrasi bangsa yang berbudi luhur.

Namaun selagi saya masih dibutuhkan di lembaga pendidikan. Saya harus bisa menyesuaikan dengan keadan. Senantiasa memaklumi kekurangan-kekurangan yang ada. Dan terus membuat sebuah perubahan sekecil apapun pendidikan di indonesia dengan berdasarkan tugas dan kapasitas yang aku punya.

Sehingga dalam menjalani tugas sebagai seorang guru. Yang saya lakukan bukan haya mengejar target yang sesungguhnya itu mustahil yatu tercapainya tujuan pendidikan yang sepenuhnya. Namun ajaran yang dilakukan oleh guru-guru terdahulu sekat antara idealisme dan kenyataan yang ada adalah ruang berdoa dengan sang pencipta. Dimana hal itulah yang menjadikan guru selalu dalam sebuah kedamaian. Guru bukan hanya berfikir apa yang didapat namun apa yang harus diperbuat agar keadaan yang ada sekain lebih baik.

Sehingga sangatlah pantas, apabila dalam pewayangan dimana batara guru selalu ditempatkan sebagai penghuni kayangan. Guru bukan hanya melihat kehidupan yang ada didunia namun lebih-lebih kehidupan diakhirat kelak. guru bukanlah pekerjaan namun jabatan yang terhormakt yang akan selalu dijaga oleh sanga pencipta sang guru sejati.

 

Wasis Budiarto, 14 Juni 2020

Komentar

Tujuan Pendidikan Menurut Imam Ghazali

Tata Cara Mengirim Tulisan ke Harakatuna

Biografi : Ir. Soekarno

Cara Mengirim Artikel ke Opini detik.com