KISAH NABI ISA AS.


Oleh : Wasis Budiarto,S.Pd 
Nabi Imail As. Adalah putra Nabi Ibrahim As. Sejak kecil Nabi Ismail As ditinggalakan oleh ayahnya, Nabi Ibrahim As yang harus berpisah kerena melaksanakn perintah Allah Swt. Dia hidup bersama ibunya di tempat yang tandus, tidak ada pepohonan, tidak ada makanan dan minuman. Kebingunan bertambah manakala terdengar tangisan Ismail yang kehausan. Siti Hajar lari menuju bukit safa sampai safa sampai tiba di suatu tempat yang bernama marwah. Di sanapun tidak ada air. Kejadian itu sampai berulang-ulang sampai tujuh kali. Siti Hajar berlari antara bukit safa dan marwah. Berkat kesabaran dan do’a ibunya yang bernama Siti Hajar, akhirnya Allah Swt mengabulkan permohonan Siti Hajar. Sehingga atas kekuasaan Allah swt melalui malaikat Jibril, keluarlah mata air zam-zam yang diberi ama telaga zam-zam.
B.     Pengorbanan Nabi Imail As
Kerinduan Nabi Ibrahim As. Kepada anak kesayangannya seperti akan terobati karena Nabi Ibrahim As telah menyelesaikan tugasnya dan akan pulang untuk kembali bersama anak dan istrinya. Setelah bertahun-tahun berpisah akhirnya, Nabi Ibrahim As bisa bertemu dengan keluarganya di sebuah tempat yang sekarang diberi nama padang Arafah. Dengan senang hati mereka melakukan perjalanan pulang menuju Makkah. Dengan senang hati mereka bertemu setelah sekian lama berpisah. Setelah melepaskan lelah mereka melakukan perjalanan pulang menuju Makkah. Di tengah perjalanan, mereka beristirahat dan tidur sejenak di Muzdalifah. Di saat tidur itulah Nabi Ibrahim As bermimpi bahwa Allah Swt memerintahkan agar beliau menyembelih anak kesayangannya yang baru bertemu dengannya. Kemudian berita itu di sampaiakan kepada Nabi Ismail As. “ Hai anakku, aku bermimpi dalam tidurku diperintah oleh Allah Swt untuk menyembelihmu”. Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua maupun kepada Allah Swt dengan tanpa ragu-ragu ia menjawab :” wahai ayahku laksanakan apa yang Allah Swt, perintahkan, insyaallah aku termasuk orang yang tabah menjalaninya”. Mendengar jawaban tersebut Nabi Ibrahim As langsung memeluk Nabi Ismail As karena merasa terharu mempunyai anak yang taat kepada Allah Swt dan patuh kepada orang tuanya. Suatu cobaan yang sangat berat bagi Nabi Ibrahim As sebagai seorang ayah, maupun Nabi Ismail sebagai seorang anak. Ketika Nabi Ibrahim As akan memulai menyembelih Ismail, Allah Swt mengutus malaikat Jibril untuk mengganti Ismail dengan domba yang gemuk. Allah Swt berfirman dalam QS. As-Saafat ayat 107 :

.........................................................................................................................................
Artinya :
“ dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. As-saffat, 37 :107)
Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim As dan Ismail As. Maka Allah Swt melarang menyembelih Nabi Ismail As dan untuk meneruskan berkorban. Allah Swt menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada Hari Raya Haji.
Dari peristiwa inilah, asal mula umat islam seluruh dunia melaksanakan kurban pada hari Raya Idul Adha. Itulah keteladanan Nabi Islamil As dalam berbakti terhadap orang tunya.









A.    Durhaka kepada kepda orang tua
Akhlak tercela adalah akhlak yang buruk dan tidak boleh dilakukan. Akhlak tercela disebut juga akhlak madzmumah. Allah Swt melarang kita melawan kedua orang tua karena perbuatan tersebut merupakan sikap durhaka kepada orang tua. Allah Swt sangat membenci anak yang durhaka kepada orang tuanya. Dalam surah Al-Isra ayat 23 Allah Swt berfirman :

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................
Artinya :
“ Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia. Mengucapkan kata ah! Kepada orang tua tidak diperbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.” (QS.Al-Isra,17 :23).

Nabi Muhammad Saw bersabda :

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................
Artinya :
“Keridhaan Tuhan tergantung keridhaan orang tua dan kemurkaan tergantung kemurkaan Allah Swt” (HR.Bukhari).
Dengan demikian kita sebagai orang Islam harus taat dan berbakti kepada kedua orang tua selama mereka mengajak untuk kebaikan. Membantah dan berkata kasar kepada kedua orang tua merupakan perbuatan  tercela. Anak yang durhaka kepada orang tuanya akan mendapatkan azab di dunia dan akhirat.
B.     Menghindari sifat durhaka melalui kisah Kan’an
Kan’an merupakan putra Nabi Nuh As yang tidak mau taat terhadap orang tuanya. Meskipun ayahnya seorang Nabi. Nabi Nuh As diangkat menjadi rasul ketika berusia 500 tahun. Namun dalam da’wahnya selama lima abad tersebut, beliau hanya mempunyai pengikut sebanyak 80 orang. Karena kaumnya sangat sulit untuk di ajak beriman kepda Allah Swt. Allah Swt berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 59 :

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................
Artinya :
“ Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata : “wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah Swt), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).”(QS.Al-A’raf,7 :59).

Nabi Nuh As berdoa agar Allah Swt menurutkan azab. Allah Swt mengabulkan do’anya dan memerintahkan Nabi Nuh As untuk membuat perahu. Rencana Nabi Nuh As membuat perahu menimbulkan ejekan dari kaumnya karena menurut mereka sangat aneh membuat perahu besar di daerah yang tandus dan kesulitan untuk mendapatkan air. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah Hud ayat 38 :

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................
Artinya :
“ Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatanya Nuh :”jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami).” (Qs.Hud,11 :38).
Ejekan terhadap Nabi Nuh As bukan hanya datang dari kaumnya tetapi putranya sendiri bernama Kan’an pun ikut mengolok-olok. Karena melaksanakan perintah Allah Swt. Nabi Nuh As tetap mengerjakan pembuatan perahu itu hingga selesai. Setelah pembuatan perahu itu selesai Allah swt menurunkan hujan. Secara perlahan hujan mulai menggenangi seluruh daratan. Namun Kan’an beserta sebagian besar kaumnya masih tetap mengabaikan ajakan Nabi Nuh As. Hanya kaum yang beriman yang mau masuk kedalam kapal itu.
Hujan tak kunjung berhenti sampai akhirnya terjadi banjir yang sangat besar dengan ketinggian air yang hampir sama dengan ketinggian gunung. Disaat itulah Nabi Nuh As tetap memanggil-manggil Kan’an agar bergabung dengan kaumnya yang beriman dan masuk kedalam kepalanya. Dengan keras hati Kan’an justru menjauh dari kapal Nabi Nuh As dan berlari kepuncak gunung yang paling tinggi. Namun hujan semakin deras dan membuat air semakin tinggi hingga menenggelamkan gunung tersebut. Maka tenggelamlah Kan’an bersama orang-orang yang tidak mau beriman kepada Allah Swt. Allah swt berfirman surah 42-43 :

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................
Artinya :
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil:”wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”42” anaknya menjawab :”aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah !” Nuh berkata:” tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang maha penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak ,itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (Qs.Hud,11:42-43).



Kisah ini merupakan contoh seorang anak yang tidak mau patuh terhadap orang tuanya sampai celaka di akhir hayatnya. Peristiwa tersebut harus dapat dijadikan peringatan bagi kita agar jangan sampai menjadi anak yang durhaka terhadap kedua orang tua.


                                                                                        

Komentar

Tujuan Pendidikan Menurut Imam Ghazali

Tata Cara Mengirim Tulisan ke Harakatuna

Biografi : Ir. Soekarno

Cara Mengirim Artikel ke Opini detik.com