Apa Bakatakat yang harus di Prioritaskan ?

              

                                                            Oleh : Wasis Budiarto

           Untuk mengawali sebuah catatan kehidupan penulis yang begitu dramatis dan penuh kisah yang sering kali tak terduga. penulis ingin bercerita tentang yang penulis alami dalam beberapa tahun ini. kita sering mendengar dimana ada seorang yang bingung karena merasa tidak mempunyai bakat sehingga sulit untuk mengemnbangkan diri, sehingga seringkali merasa minder manakala ada ditengah tengah temannya. namun hal lain yang dihadapi penulis, dimana kaalau boleh mengibaratkan penulis itu memunyai bibit bibit unggul yang begitu banyak. sehingga sangat sulit untuk menentukan mana yang harus diproiritaskan. karena resikonya apabila tidak difokuskan alamat lambat pertumbuhannya dan bibit itu tidak menjadi pohon besar yang kokoh. namun apabila mempriotaskan salalah satunya penulis merasakan sebuah kebuntuan berekspresi, sehingga kreatifitas penulis terasa terbatasi.

          Bertahun tahun penulis merasakan gejolak jiwa ini, akhirnya penulis menemukan sebuah jawaban yang luar biasa, bahwasanya penulis tidak harus membunuh benih yang ada ataupun menumbuhkan semuanya dengan, namun di kondisikan agar bibit itu ada yang akan menjadi besar dan manfaat sedangkan besarnya itu karena bibit-bibit kecil itu yang saling melengkapi.

             Itulah yang penulis alami sebagai seorang yang dianggap sebagai sosok multi talenta. saya juga pandai berbicara didepan umum atau pidato, pandai dalam hal beladiri, pandai dalam merangkai kata, pandai bernyanyi dan mengaji, pandai berorganisasi dan menjadi pemimpin, bisa menari dan berbagai bidang yang aku ikuti saya diberi kemudahan untuk memahaminya. namun karena mudahnya penulis memahami pengetahuan seakan saya malah seakan tidak memiliki keterampilan apa-apa, karena saat orang bertanya, apa keterampilanmu? akupun bingung mau menjawab apa.

               Namun sekarang dengan melepaskan segala ego penulis memutuskan untuk mencurahkan pikiran dan tenaganya dalam hal mengajar dan menulis. dimana menulis menjadi sebuah lautan penampung ilmu dan keterampilan yang penulis punya dan mengajar menjadi ladang ekspresi kreatifitas penulis dan menafsirkan esensi kehidupan penulis.
                Semoga langkah penulis ini di ridhai oleh Allah dan diberi kelancaran dan kesuksesan, baik didunia maupun akhirat. karena penulis pahami tidak ada keputusan yang mutlak sempurna selahin pilihan dari sang pencipta Allah. Swt,

Komentar

Tujuan Pendidikan Menurut Imam Ghazali

Tata Cara Mengirim Tulisan ke Harakatuna

Biografi : Ir. Soekarno

Cara Mengirim Artikel ke Opini detik.com